Ikhlas merupakan salah satu piranti awal dalam beribadah kepada Allah SWT setelah niat. Karena ikhlas merupakan salah satu syarat penting diterimanya amal ibadah kita oleh Allah SWT. Ikhlas bisa kita artikan bahwa ikhlas adalah meniatkan segala apa yang kita lakukan semata-mata hanya karena Allah SWT demi mengharap ridho-Nya.
Sedemikian sehingga yang dimaksud dengan ikhlas dalam beribadah adalah meniatkan segala macam ibadah yang dilakukan semata-mata hanya karena Allah SWT demi mengharap ridho-Nya. Sebagaimana yang terapadat pada rukun iman ke 1, yaitu iman kepada Allah. (baca juga: manfaat beriman kepada Allah)
Oleh karena itu, ibadah yang kita lakukan harus didasari dengan rasa ikhlas di samping sebuah niat yang tulus. Karena hanya dengan begitulah ibadah yang kita lakukan akan diterima oleh Allah SWT dan dicatat sebagai amal sholeh yang kelak menjadi bekal kita dalam kehidupan akhirat.
Namun sebaliknya apabila ibadah yang kita lakukan tidak didasari rasa ikhlas di samping sebuah niat yang tulus, maka sudah bisa dipastikan bahwa ibadah tersebut tidak akan diterima oleh Allah SWT dan tidak dicatat sebagai amal sholeh, malahan bisa saja dicatat sebagai salah satu amal yang tidak baik.
Berikut beberapa ciri-ciri orang yang tidak ikhlas dalam beribadah kepada Allah SWT, diantaranya:
- Terlalu berharap kepada makhluk
Salah satu dari empat khalifah yang mendapat julukan gerbangnya ilmu, yaitu Sayyidina Ali r.a. pernah mengatakan bahwa orang yang ikhlas itu jangankan untuk mendapatkan pujian, diberikan ucapan terima kasih pun dia sama sekali tidak akan pernah mengharapkannya. Karena setiap amal ibadah pada hakikatnya adalah kita sedang melakukan interaksi dengan Allah sehingga harapan yang ada hanyalah kepada mencari keridhoan Allah semata.
Dari perkataan tersebut dapat kita ambil ibarah atau pelajaran bahwa orang yang tidak ikhlas dalam ibadahnya pasti akan mengharapkan pujian dan ucapan terima kasih dari amal perbuatan yang telah dilakukannya terhadap orang lain.
- Sering sekali merasa kecewa dalam hidupnya
Orang yang benar-benar ikhlas dalam ibadahnya tidak akan pernah merubah sikapnya meskipun disaat dia melakukan suatu amal kebaikan ada/tidak ada orang yang memuji kebaikannya tersebut. Bahkan dicaci maki pun apabila hal yang dilakukan adalah benar menurut ajaran Allah, dia akan tetap melakukannya tanpa mundur sedikitpun.
Sedemikian sehingga orang yang tidak ikhlas dalam ibadahnya akan menunjukkan sikap yang sebaliknya. Dalam artian dia akan merasa sangat kecewa setiap kali tidak ada seorangpun yang memuji perbuatan baiknya bahkan menjadi marah ketika dicaci maki.
Sehingga apabila sudah tidak mendapat pujian, dia akan menghentikan amal baik tersebut karena menganggapnya sebagai sesuatu yang sia-sia dan hanya buang-buang tenaga saja.
- Mengumbar amal kebaikannya
Seperti kata pepatah bahwa janganlah tangan kirimu sampai tahu ketika tangan kananmu berbuat kebaikan. Maksudnya adalah kebaikan yang kita lakukan sebaiknya dirahasiakan dari orang lain karena orang yang ikhlas melakukan amal tersebut hanya akan berpikir bahwa amal baik tersebut menjadi urusannya dengan Allah saja sehingga orang lain tidak perlu mengetahuinya dan semata-mata demi mengharap ridho Allah SWT.
Namun apabila orang tersebut tidaklah ikhlas, dia pasti akan mengumbar atau memamerkan amal baik tersebut sehingga orang lain memujinya dan menggapnya sebagai orang baik. Bukankah orang baik tidak perlu menunjukkan kepada orang lain bahwa dia itu baik? Karena semuanya akan tercermin dari tingkah laku yang dilakukannya sehari-hari sehingga meskipun tidak dipamerkan orang akan tetap bisa menilainya dari tingkah laku tersebut. (baca juga: riya’ dalam islam)
- Membeda-bedakan amal
Dalam artian orang yang ikhlas tidak akan membedakan mana amal baik yang kecil atau besar. Semua akan dilakukannya dengan senang hati demi mendapatkan ridho Allah SWT. Tetapi beda halnya apabila orang yang tidak ikhlas, dia akan memilih-milih antara amal yang besar dan kecil.
Hal ini dilakukan karena dia beranggapan bahwa amal yang besar akan menghasilkan pahala dan ridho Allah yang besar pula, sedangkan amal yang kecil akan menghasilkan pahala dan ridho Allah yang kecil pula. Padahal semua amal baik adalah sama saja di hadapan Allah selama kita mau melakukannya dengan niat yang baik, tulus, dan ikhlas dengan semata-mata hanya untuk beribadah kepada-Nya.
- Membeda-bedakan orang atau golongan
Orang yang ikhlas dalam beramal dan menjadikannya sebagai media untuk beribadah kepada Allah niscaya dia tidak akan membeda-beda makhluk ciptaan-Nya, baik dari golongan islam atau non islam, tua atau muda, kaya atau miskin, dan lainnya. Dia akan melakukan amal kebaikan kepada siapapun yang membutuhkan. Dia akan senang untuk bisa menolong sesamanya.
Namun berbeda dengan orang yang tidak ikhlas, dia akan memilih orang ataupun golongan yang akan dibantunya sebagai sebuah amalan baik. Kebanyakan orang yang tidak ikhlas dalam beribadah saat melakukan amal baiknya seperti memberikan bantuan kepada orang lain lebih memilih orang yang kaya daripada orang yang miskin. Hal ini dia lakukan karena ada rasa pamrih atau balasan dari orang yang dibantunya tersebut.
- Niat tidak tulus
Sebagaimana disebutkan dalam poin-poin sebelumnya bahwa orang yang tidak ikhlas dalam beribadah akan selalu mengharapkan pujian dari orang lain. Hal ini muncul karena sejak awal niat yang ditanamkannya tidaklah tulus karena Allah semata. Namun karena harapan lainnya seperti pujian sehingga nantinya bisa lebih dikenal orang dengan kebaikan amalnya tersebut.
- Kurangnya rasa syukur dan do’a
Orang yang ikhlas dalam ibadahnya pasti akan selalu merasa bersyukur telah diberikan kesempatan dan waktu untuk menjalankan ibadah dan amal-amal yang masih tergolong dalam beribadah kepada Allah demi mengharapkan ridho-Nya. Dengan demikian, orang yang sering bersyukur adalah orang yang sering berdo’a karena rasa syukur yang dipanjatkan juga termasuk sebuah do’a.
Berbeda halnya dengan orang yang tidak ikhlas. Dia akan jarang sekali memanjatkan rasa syukur atas nikmat kesempatan nikmat dan waktu yang diberikan padanya untuk bisa beribadah dan berbuat amal-amal yang termasuk sebuah ibadah kepada Allah SWT bahkan dia bisa saja lupa untuk bersyukur.
Dengan demikian, orang yang jarang bersyukur adalah orang yang jarang berdo’a. Dia lupa untuk bersyukur karena sudah terbuai pujian-pujian yang memang diharapkannya didapat dari orang lain.
Itulah beberapa ciri-ciri orang yang tidak ikhlas dalam beribadah kepada Allah SWT yang bisa dijelaskan. Masih banyak lagi sebenarnya ciri-ciri dari orang tersebut, seperti shalatnya tidak khusyu’. Salah satu hal yang bisa ditekankan di sini bahwa Allah SWT tidak akan membeda-bedakan amal ibadah yang dilakukan oleh hamba-Nya selama dia melakukannya dengan niat yang tulus dan ikhlas serta mengharapkan ridho-Nya semata.
Tanpa perlu mengharapkan berbagai pujian dari sesama makhluk-Nya demi membuktikan bahwa dia termasuk orang atau hamba yang baik. Lakukanlah amal ibadah kita dengan lillahi ta’ala (hanya karena Allah SWT). Semoga kita semua termasuk hamba-Nya yang senantisa diberikan rasa ikhlas dan mendapat ridho-Nya dalam setiap amal ibadah yang kita lakukan. Amin.
via Bin Usrah
Sumber : Gengviral